Friday 15 July 2011

STUDI SAMPAH PADAT SUNGAI BENGAWAN SOLO

A. Pengantar
Bengawan Solo kini tak lagi penting bagi peradaban agraris di sekitarnya. Bengawan Solo masih dipercaya sebagai sarana irigasi persawahan di sekitarnya, menjadi sarana MCK bagi penduduk, dan menjadi sumber penghidupan bagi cukup banyak penduduk. Termasuk penambang pasir, pencari ikan, awak perahu penyeberangan dan lain-lain.
Dan ada lagi satu kelompok masyarakat yang tergantung pada Bengawan Solo: industri-industri yang bertumbuhan di Solo dan sekitarnya. Merekalah yang menjadi sang bengawan menjadi “tempat sampah raksasa”, tempatnya mencurahkan ribuan meter kubik limbah setiap tahun. Asal tahu saja, sama nasibnya dengan baik sungai lain di kawasan urban, sebagian besar industri yang berdiri di tepi Bengawan Solo membuang langsung limbah mereka ke dalam aliran sungai ini, tanpa memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya kepada lingkungan hidup dan manusia yang hidup di sekitarnya.
Hal yang menakutkan terjadi apabila musim penghujan tiba. Ganasnya sungai terpanjang di Jawa yang mengaliri Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat dilihat pada buku Sejarah Proyek Induk Pengambangan Wilayah Sungai Bengawan Solo. Sepanjang musim kemarau, sekitar hampir 0,5 juta meter kubik air sungai Bengawan Solo mengairi ribuan hektare sawah. Sebaliknya ketika musim hujan berlangsung, terutama ketika curah hujan rata-rata 2.100 milimeter, kelebihan airnya tidak bisa ditampung oleh Sungai Bengawan Solo. Sejak tahun 1863 sungai telah menimbulkan banjir di daerah hulu. Pada tahun 1966, banjir mengakibatkan kerusakan parah. Tidak hanya menyerang kota Solo, tetapi melewati batas Propinsi Jawa Tengah, terutama di bagian hilir seperti kota Ngawi, Bojonegoro dan Lamongan.
Tidak kurang dari 142.000 hektare lahan pertanian tersebar di 93 kecamatan tergenang air serta 182.000 rumah rusak dan 168 orang tewas. Selain itu, banjir merusakkan infrastruktur perekonomian, seperti 42 jembatan besar dan kecil yang menghubungkan antardesa dan kabupaten, 19 fasilitas irigasi, 5 kilometer rel kereta api dan 3,8 kilometer tanggul. Banjir awal tahun 1993 dan tahun 1994, sekalipun dinilai oleh masyarakat penghuni bantaran sungai di Bojonegoro sebagai cukup besar, tetapi masih kalah jauh dibandingkan kerugian yang diakibatkan pada tahun 1966. Sementara kerugian pada tahun 1993 lalu diperkirakan sekitar Rp 13,29 miliar, yang diderita oleh 200.000 petani akibat lahan pertanian seluas 15.000 hektare tergenang air, sebagian di antaranya siap panen serta 4.000 hektare pekarangan terendam air. Penderitaan ini dirasakan oleh warga yang tersebar di 220 buah desa pada 36 kecamatan mulai dari Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.

B. Identifikasi Karakteristik Sungai Bengawan Solo
1. Identifikasi Jenis Sampah Padat
Hampir sebagian besar sungai yang melintas kawasan perkotaan (apalagi kota besar yang berpenduduk sangat padat) menghadapi serbuan sampah atau limbah baik organik maupun anorganik, di samping gangguan ekosistem sungai bagian hulu, sehingga menimbulkan pendangkalan (sedimentasi) dan pencemaran bagian hilir. Sungai menjadi tumpahan berbagai macam barang sisa, baik dari perorangan, rumah tangga atau bekas aktivitas masyarakat pada umumnya. Dari limbah perkampungan, limbah kegiatan usaha (rumah potong hewan, cucian, industri garmen dan industri pencucian), buang hajat penduduk, bangkai hewan, plastik, kertas, besi, kaca mudah ditemukan di sungai.
Selain sungai mendangkal, airnya keruh, berbau dan debit airnya pun turun, suplai oksigen yang berkurang mengganggu kelangsungan biota air seperti alga atau ikan-ikan endemik. Kondisi air sungai yang demikian di lain pihak merangsang berkembangnya berbagai mikroorganisme patogen (bakteri dan virus), dan adanya bahan-bahan kimiawi berbahaya menjadikan sungai tidak aman bila digunakan sebagai sumber air golongan B. Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Karena itu, bila pencemaran sungai terus menerus berlangsung, jelas sangat mempengaruhi tingkat pemanfaatannya.

2. Identifikasi Sumber Sampah
Sumber pencemaran didominasi limbah pabrik tekstil yang banyak terdapat di Kabupaten Karanganyar. Selain limbah industri, limbah rumah sakit dan hotel berbintang maupun melati juga mempunyai andil terjadinya pencemaran. Pencemaran air (sungai) itu, juga disebabkan oleh sampah domestik yang dibuang ke sungai. Kerusakan lingkungan akibat penggundulan hutan atau perubahan tata guna lahan juga mempunyai andil dalam pencemaran air, yaitu berasal dari zat padat yang terlarut. Pencemaran air Sungai Bengawan Solo itu penting untuk diperhatikan, karena ada kecenderungan terus meningkat. Ditambah lagi air Bengawan Solo digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum di Cepu (Jateng) dan Bojonegoro (Jatim).
Jika hal ini terus dibiarkan, maka beberapa tahun kedepan kita akan kehilangan sumber kehidupan yang solama ini diandalkan masyarakat solo dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari. Oleh sebab itu dibutuhkan penanganan yang serius mengenai kelangsungan sungai bengawan solo baik dari pemerintah maupun masyarakat pada umunmya.

3. Identifikasi Deponi Sampah
Jenis sampah yang ada di sepanjang sungai bengawan solo di bagian bantaran jembatan Mojo Semanggi adalah sampah organic dan anorganik, tetapi lebih dio dominasi sampah anorganik dari buangan pabrik dan rumah tangga atau domestic. Sampah-sampah tersebut menghambat aliran air dan menyebabkan pendangkalan sungai. Hal ini akan berakibat pada kehidupan atau ekosistem pada air sungai. Keberadaan sampah tersebut juga menyebabkan kekeruhan pada air sungai. Masih banyak penduduk dan industry-industri tkstil dan industry rumah tangga yang membuang sampah padat dan limbah cairnya ke Sungai Bengawan Solo.
Kedasaran masyarakat akan eko-hidraulik kawasan perairan masih sangat rendah. Apadahal kesadaran tersebut nantinya akan berpengaruh untuk kehidupan anak cucu di masa yang akan datang

4. Identifikasi Volume
Setelah dikumpulkan sampah-sampah tersebut dalam karung, kemudian dibawa ke gudang Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo untuk sekalian dibuang dan yang dibisa diolah dilakukan pengolahan misalnya untuk dikompos dan di daur ulang dijual ke lapak-lapak atau Bandar sampah daur ulang. Di TPA ini dilakukan beberapa proses identifikasi berat dan volume sampah. Langkah-langkahnya bisa dilihat sebagai berikut :
1) Pengukuran dan Perhitungan
Pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah
Volume basah (asal) : L/unit/hari
Berat basah (asal) : kg/unit/hari
b) Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam % basah/asal.
c) Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan, yaitu : jumlah jiwa per keluarga
d) Metode pengukuran contoh timbulan sampah yaitu :
• Sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 L dan ditimbang beratnya, dan atau
• Sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 L dan ditimbang beratnya, kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan ditimbang beratnya.

2) Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan terdiri dari :
• Alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 L.
• Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi (4 buah)
• Timbangan
• Meteran untuk skala tinggi
• Alat pengukur volume contoh berupa bak berukuran 1 m x 1 m x 1 m yang dilengkapi dengan skala tinggi
• Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.


3) Melakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah sebagai berikut :
a) Membagikan kusioner dan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah sehari sebelum dikumpulkan
b) Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah
c) Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah
d) Mengangkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran
e) Menimbang kotak pengukur
f) Menuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 L
g) Menghentakkan kotak contoh sebanyak tiga kali dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm, lalu dijatuhkan ke tanah
h) Mengukur dan mencatat volume sampah (Vs)
i) Menimbang dan mencatat berat sampah (Bs)
j) Menimbang bak pengukur 500 L
k) Mencampur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak pengukur 500L
l) Mengukur dan mencatat volume sampah.
m) Menimbang dan mencatat berat sampah.
n) Memilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah
o) Menimbang dan mencatat berat sampah
p) Menghitung komponen komposisi sampah
Dari hasil pengukuran didapatkan volume sampah total 14,266 L = 0,01427 m3
Berat jenis sampah = 0,197 kg/m3
1. Berat sampah
= volume sampah x 0,197 kg/m3
= 0,01427 m3 x 0,197 kg/m3
= 0,002811 kg
2. Berat sampah organik
= berat sampah x prosentase sampah organik
= 0,002811 kg x 63.01 %
= 0,00177 kg
3. Volume sampah organik
= berat sampah organik : 0,197 kg/m3
= 0,00177 kg : 0,197 kg/m3
= 0,00899 m3/hari


5. Identifikasi harga tiap komponen apabila dijual

6. Penyelesaian Permasalahan
Salah satu dampak pembangunan adalah perubahan kondisi badan dan mutu air di dalamnya, baik pada badan perairan dekat proyek pembangunan maupun yang ada di sekitarnya, pada permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Sebaliknya kondisi perairan dan mutu aimya dapat mempengaruhi proyek pengairan. Perubahan mutu air dapat disebabkan oleh pencemaran, baik pencemaran fisik, kimia, maupun biologik.
Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan perlindungan sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu air limbah (effuent standard) dipergunakan untuk perencanaan, perizinan dan pengawasan mutu air limbah dari berbagai sektor seperti pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang disyaratkan, sedang baku mutu air limbah ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penamping buangan tersebut dan pemanfaatannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas diperlukan suatu pengelolaan dan penanganan air dengan maksud antara lain: 1) mendapatkan air yang terjamin kualitas kesehatannya; 2) mendapatkan air yang bebas dari kekeruhan, warna dan bau; 3) menyediakan produk air yang sehat dan nyaman; dan 4) menjaga kebutuhan air konsumen
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
7. Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.
1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap
Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:
1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
o Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak
o Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah
o Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah
o Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
o Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.

No comments:

Post a Comment